BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menstruasi
atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh
dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat
pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun
mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi
biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor,
termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap
tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita
mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan
pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi
disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang
wanita.Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara
21 hingga 40 hari.Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama
saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan
tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi
wanita tersebut.
Menstruasi
merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap
bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan
oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak
depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai
berkembang dan menebal.Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang
sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil.Hormon memberi sinyal pada telur di
dalam indung telur untuk mulai berkembang.Tak lama kemudian, sebuah telur
dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii
terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan
intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding
uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode
pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung
selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi
bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan
merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang
hamil.Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi menstruasi ?
2.
Bagaimana fisiologi menstruasi ?
3.
Bagaimana siklus menstruasi ?
4.
Apakah definisi dari gangguan dalam menstruasi ?
5.
Apakah definisi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi
?
6.
Bagaimana patofisiologi dari macam – macam gangguan dalam
menstruasi ?
7.
Bagaimana manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi ?
8.
Bagaimana penatalaksanaan medis dari macam – macam gangguan
dalam mentruasi ?
9.
Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam
menstruasi ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1.
Tujuan Umum
1.
Menjelaskan patofisiologi dan asuhan keperawatan gangguan
dalam menstruasi.
1.3.2.
Tujuan khusus
1.
Menjelaskan definisi dari menstruasi
2.
Menjelaskan siklus menstruasi
3.
Menjelaskan definisi dari gangguan dalam menstruasi
4.
Menjelaskan definisi dari macam – macam gangguan dalam
menstruasi
5.
Menjelaskan patofisiologi dari macam – macam gangguan dalam
menstruasi
6.
Menjelaskan manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi
7.
Menjelaskan penatalaksanaan medis dari macam – macam
gangguan dalam mentruasi
8.
Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam
menstruasi
1.4. Manfaat Penulisan
1.
Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, manifestasi
klinis, penatalaksanaan medis, serta patofisiologi gangguan yang terjadi pada
saat menstruasi.
2.
Pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat memahami
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pada saat menstruasi.
3.
Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada
klien dengan gangguan dalam menstruasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Haid
adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus melalui
liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini
terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil.
Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian
dalam rahim atau endometrium.
Menstruasi
atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara
berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.Periode ini penting dalam
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia
pubertas dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim
yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus
haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal
yaitu estrogen dan progesteron (Hawari, 1997).
Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat :
·
Lamanya 3-6 hari
·
Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari
·
Satu siklus normal 21-35 hari
·
Terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid yang
berovulasi
2.2 Fisiologi menstruasi
Usia normal bagi seorang perempuan
mendapatkan menstruasi untuk kali pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau
sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada
kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan
berhenti saat perempuan memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun.
Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya
lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari.Siklus haid/ menstruasi
pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan
lama haid berkisar 5-7 hari.Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid
tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah
haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri
atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang
tidak teratur dan masih banyak lagi.
Gangguan
ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur
misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur
(infertil).Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi
selama dua tahun pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang
perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga
usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun
haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon:
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon)
yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan
hormon FSH.FSH (Folikel Stimulating Hormon) memicu pematangan folikel
diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar. Estrogen akan
mengakibatkan proliferasi sel endometrium (penebalan dari endometrium).
Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon
LH (Luteinizing hormon). LH akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus
luteum untuk mensintesis progesterone. Progesteron sendiri menyebabkan
perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi /
fase luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi,
yang berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk
menentukan masa subur
2.3 Siklus
Menstruasi
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang
lalu dan mulainya haid berikutnya.Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai
awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus
menstruasi berikutnya.Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya
10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan
saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan
kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang
biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari
diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari. Jumlah darah
yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang
keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2
siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2
siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih
teratur. Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan
pada kalender dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda
setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda
dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang.
Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang
berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi,
endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan
terjadinya kehamilan.Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium
(ovulasi).Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di dalam
tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan
masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi
janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka
endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus
ini berlangsung selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses
pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus
berikutnya.
Siklus ovarium terbagi menjadi 3
fase:
1. Fase
Folikuler
Dimulai
dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel
telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar
FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel
yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus
tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan
sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan.Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan,
sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru
untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.Perdarahan
menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang
hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali
jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase
ovulasi
Fase
ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur.
Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi
peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium,
akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita
merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz,
yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase
Luteal
Fase
ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.Setelah
melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus
luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron.Progesteron menyebabkan
suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus
yang baru dimulai.Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan
terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang
baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus
luteum mulai menghasilkan HCG (hormone chorionic gonadotropin).Hormon
ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa
menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya
peningkatan kadar HCG.
Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid,
yaitu :
Ø Fase Menstruasi atau dekuamasi
Dalam
fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya
stratum basale yang tinggal utuh.Darah haid mengandung darah vena dan arteri
dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan
struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus,
cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva.Fase ini berlangsung 3 – 4 hari.
Ø Fase pasca haid atau fase regenerasi
Luka
endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur
sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel
endometrium.Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang
lebih 4 hari.
Ø Fase Proliferasi
Dalam
fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari
hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi
atas 3 subfase, yaitu:
§ Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-4 sampai
hari ke-7.Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya
regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.
§ Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)
Berlangsung
antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan
dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk
telanjang (nake nukleus).
§ Fase proliferasi akhir (late proliferation)
Fase
ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan
kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar
membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.
Ø Fase pra haid atau fase sekresi
Fase
ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase ini endometrium
tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium tertimbun
glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang
dibuahi.
2.4 Jenis-jenis
gangguan haid
a.
Hipermenore (Menorraghia)
·
Definisi
Perdarahan
haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari),
kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
·
Etiologi
a. Hipoplasia uteri, dapat
mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika
b. Asthenia, terjadi karena tonus otot
kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
c. Myoma uteri, disebabkan oleh :
kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
d. Hipertensi
e. Dekompensio cordis
f. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
g. Retofleksi uteri, dikarenakan
bendungan pembuluh darah balik.
h. Penyakit darah, misalnya Werlhoff,
hemofili
·
Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus
mensekresi Gonadotropin Releasinghormon
(GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating
hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada
pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan
ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi
menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH
dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi
korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron
menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14
hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari
peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan
progesteron akibat involusi korpus luteum.
Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2
tahun pertama setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum
matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.
Pada siklus anovulasi, perkembangan
folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya
LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang
terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi
dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan
mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan
pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang
berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.
·
Manifestasi Klinis
Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan
obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual
berulang selama haid.
b.
Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
·
Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid
lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7
hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir
kurang.Misal pada endometritis, mioma.
·
Etiologi
a.
Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
b.
kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi,
penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
·
Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah
haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting.
c.
Polimenorea (Epimenoragia)
·
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
·
Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
·
Manifestasi klinis
Gejala
berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
d.
Oligomenorrhoe
·
Definisi
Suatu
keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari.
·
Etiologi
a. Perpanjangan
stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi )
b. Perpanjangan
stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
c. Kedua stadium
diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
·
Manifestasi klinis
a. Haid jarang, yaitu setiap 35 hari
sekali
b. Perdarahan haid biasanya berkurang
c.
e.
Amenorea
·
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
·
Klasifikasi
a.
Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai
umur 18 tahun.
b.
Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche
atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
·
Etiologi
a.
Gangguan di hipotalamus, hipofisis,
ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina
b.
Adanya tanda-tanda maskulinisasi,
adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan progesteron negatif.
c.
Penyakit TB, penyakit hati, diabetes
melitus, kanker, infertilitas, stress berat.
d.
Kelainan kongenital
e.
Ketidastabilan emosi dan kurang zat
makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
PATHWAY AMENORE
·
Patofisiologi
Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus
dan kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali
kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini
menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan
progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan
tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore.
Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau
hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari.
Hypergonadotropic
amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer.
Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH
yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan
estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak
berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis
gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom
seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic
amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami
menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad (
oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.
Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar
fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis
hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang
terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah
yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi
ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
f. Metroragia
·
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
·
Klasifikasi
a.
Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus,
kehamilan ektopik
b.
Metroragia diluar kehamilan.
·
Etiologi
a. Metroragia diluar kehamilan dapat
disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma
cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia,
endometritis haemorrhagia); hormonal.
b. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan
Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau
ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun
kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan
pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun
kronis.
·
Manifestasi klinis
Adanya
perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan
ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.Terapi : kuretase dan hormonal
g. Pra Menstruasi Syndrom
·
Definisi
Ketegangan sebelum haid terjadi
beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi
karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi.
Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.PMS merupakan
sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai
hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai. Disebabkan
oleh :
§ Sekresi estrogen yang abnormal
§ Kelebihan atau defisiensi
progesterone
§ Kelebihan atau
defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin
§ Kelebihan hormon anti dieresis
§ Kelebihan atau defisiensi
prostaglandin
·
Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin
faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat
retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema.
Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat
defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.Faktor kejiwaan, masalah
dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih
mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap
perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
PATHWAY PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)
·
Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar
progesteron di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar
esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin)
yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala
premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar
hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan
pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu
keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut.
Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat
tinggi atau normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma
linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem
reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan
sebagai anti peradangan.
·
Manifestasi
klinis
Perasaan
malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.Nafsu makan
meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.Emosi menjadi labil.
Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya
h.
Dismenore
·
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid.Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan.Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Adalah nyeri sewaktu haid.Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan.Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
·
Klasifikasi
a. Dismenorea Primer (dismenore sejati,
intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri
haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat
kelainan pada alat kandungan.
b. Karakteristik dismenorea primer
menurut Ali Badziad (2003):
§ Sering ditemukan pada usia muda.
§ sering timbul segera setelah mulai
timbul haid teratur.
§ Nyeri sering terasa sebagai kejang
uterus yang spastik dan sering disertai mual, muntah,
diare, kelelahan, dan nyeri kepala.
§ Nyeri haid timbul mendahului haid
dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid.
§ Jarang ditemukan kelainan genitalia
pada pemeriksaan ginekologis.
§ Cepat memberikan respon terhadap
pengobatan medikamentosa.
·
Etiologi :
psikis; (konstitusionil: anemia,
kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio);
endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin
tinggi).
PATHWAY DISMENORE
·
Manifestasi klinis
Beberapa
gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malas
bergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil,
sensitif, mudah marah. Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama
menstruasi juga kerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta
membuat kepala terasa nyeri, kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung
atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis
seperti kelemahan umum.Terapi :
psikoterapi, analgetika, hormonal.Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang
sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma
submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata,
gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.
·
Manifestasi
klinis
Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder
(Smith, 1993; Smith,1997):
a.
Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid pertama), yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.
b.
Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.
c.
Terdapat
ketidaknormalan (abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan
kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion
(perlengketan pelvis), dan adenomyosis.
Terapi : causal (mencari dan menghilangkan
penyebabnya), pemberian obat
analgetik (biasanya
diberikan aspirin, fenasetin dan kafein), terapi hormonal
(Tujuannya untuk
menekan ovulasi)
i. Mastodinia atau Mastalgia
·
Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
·
Etiologi
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
BAB III
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Nona L, 17 tahun datang ke rumah
sakit dengan mengeluh lemas letih dan lesu serta nyeri hebat ketika haid,
sampai tidak mampu melakukan aktivitas karena nyeri abdomen akan bertambah.
Pasien juga mengeluh mual, muntah dan diare.
3.1 Pengkajian
Pengkajian
pada klien dengan dismenore dapat dilakukan dengan mengadakan wawancara
mengenai aspek-aspek umum seperti:
1. Riwayat Penyakit
a.Riwayat penyakit dahulu
pasien-pasien
dengan dismenore mungkin menceritakan riwayat nyeri serupa yang timbul pada
setiap siklus haid. Dismenore primer biasanya mulai sesaat setelah menarche.
Kadang-kadang pasien mengemukakan riwayat kelelahan yang berlebihan dan
ketegangan saraf.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak
Ada
i.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
2. Pengkajian juga dapat dilakukan
pemeriksaan fisik mulai B1-B6
B1 (Breath)
·
Pernapasan tidak teraturB2 (Blood)
·
Tekanan darah Rendah (90/60 mmHg)
·
Akral Basah dan dingin B3 (Brain)
·
Penurunan Konsentrasi
·
Pusing
·
Konjungtiva AnemiaB4 (Bladder)
·
Warna kuning dan Volume 1,5 L/HariB5 (Bowel)
·
Nyeri pada adomen
·
Nafsu makan Menurun B6 (Bone)
·
Badan mudah capek
·
Nyeri pada punggung
3.
Pemeriksaan Fisik
·
Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan
peritoneum atau suatu keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus normal
·
Pemeriksaan Pelvis : Pada kasus dismenore Primer,
pemeriksaan pelvis adalah normal.
3.2 Analisa Data
No.
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
1
|
DS:
·
Penyebab
timbulnya nyeri: disminore.
·
Nyeri
dirasakan meningkat saat aktivitas
·
Lokasi
nyeri abdomen
·
Skala
nyeri 4-6
·
Nyeri
sering dan terus – menerus
DO:
·
Wajah
tampak menahan nyeri
|
Menstruasi
↓
Regresi korpus luteum
↓
progesteron↓
↓
Miometrium terangsang
↓
Kontraksi&disritmia uterus↑
↓
Aliran darah ke uterus↓
↓
Iskemia
↓
Nyeri haid
|
Nyeri akut
|
2
|
DS:
·
Pasien
menyatakan mudah lelah
DO:
·
Nadi
lemah (TD 90/60 mmHg)
·
Px.
terlihat pucat
·
Sclera/
konjungtiva anemi
|
Menstruasi
↓
Pendarahan
↓
Anemia
↓
Kelemahan
↓
Intoleran
aktivitas
|
Intoleran aktivitas
|
3
|
DS:
·
Px.
menyatakan merasa gelisah
DO:
·
Pucat
Memperlihatkan kurang inisiatif
|
Menstruasi
↓
Nyeri haid
↓
Kurang
pengetahuan
↓
Ansietas
|
Ansietas
|
3.3 Diagnosa keperawatan
1.
Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi
uterus saat menstruasi
2.
Intoleran aktivitas b.d kelemahan
akibat anemia
3.
Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab
nyeri abdomen
3.4
Intervensi
keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat
menstruasi
·
Tujuan:
Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien
·
Kriteria hasil:
Skala
nyeri 0-1
Pasien
tampak rileks
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
|
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen
·
Tujuan:
Pasien dapat beraktivitas seperti semula
·
Kriteria hasil:
1. Pasien dapat
mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan
memperingan
intoleran aktivitas
2.
Pasien mampu beraktivitas
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
|
3. Ansietas b.d
ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
· Tujuan:
Pasien bisa kembali
· Kriteria hasil:
1. Pasien menyatakan kesadaran perasaan
ansietas
2. Pasien menunjukkan relaksasi
3. Pasien
menunjukkan perilaku untuk menangani stres
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menstruasi atau haid adalah
perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi.Periode ini penting dalam reproduksi. Pada
manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya
fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan
timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen
dan progesteron (Hawari, 1997).
Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat :
·
Lamanya 3-6 hari
·
Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari
·
Satu siklus normal 21-35 hari
·
Terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid yang
berovulasi
4.2 Saran
Gangguan
pada saat
menstruasi janganhanya didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur
misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur
(infertil).Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi
selama dua tahun pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang
perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga
usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun
haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid.
DAFTAR PUSTAKA
Adobe
Reader-[cdk_133_obstertri_dan_ginekologi.pdf]. Junizar, Galya, dkk, 2001.
Pengobatan Dismenore Secara
Akupuntur. KSMF Akupunktur Rumah Sakit UmumPusat Nasional Dr.
Ciptomangunkusumo. Jakarta.
Adobe Reader-[Amenorea.pdf].
Bagian Obstetric dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981. Ginekologi. Elstar Offset, Bandung.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Scoot, J. 2002. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta, Widya Medika.
Adobe Reader-[Amenorea.pdf].
Bagian Obstetric dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981. Ginekologi. Elstar Offset, Bandung.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Scoot, J. 2002. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta, Widya Medika.
mantap
BalasHapus